"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman."
(QS. Ali - Imran [3] : 175)
Namun lain halnya dengan orang orang yang kuat imannya. Semakin ditakut - takuti maka justru mereka akan semakin bertambah semangatnya dan makin bertambah imannya. Di dalam pandangan mereka , cukuplah Allah subhanahu wa ta'ala sebagai penolong dan pelindung. Allah berfirman :
alladziina qaala lahumu alnnaasu inna alnnaasa qad jama'uu lakum faikhsyawhum fazaadahum iimaanan waqaaluu hasbunaa allaahu wani'ma alwakiilu
"(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia250 telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".
(QS. Ali - Imran [3] : 173)
Kisah Ahli Ibadah dan Surat Thaha
Nah pada kesempatan kali ini , ada sebuah kisah mengenai seorang ahli ibadah (abid) dan Surat Thaha. Semoga setelah menyimak cerita berikut, akan menambah iman kita dan kita akan selalu berhati hati menjaga hati. Berikut ini kisah selangkapnya.
Pada waktu sahur, seorang ahli ibadah sedang membaca Al - Quran surat Thaha di kamarnya yang berdampingan dengan jalan raya. Selesai membaca, ia merasa mengantuk, lalu tertidur. Dalam tidurnya, dia bermimpi melihat seorang laki - laki yang turun dari langit membawa kitab suci Al - Qur'an.
Lelaki tadi kemudian menemuinya dan membuka kitab yang dibawanya. Dibukanya surat Thaha dan diperlihatkan halaman demi halaman kepada lelaki tersebut. Kemudian ia melihat bahwa setiap kalimat dari surat itu dicatatkan sepuluh kebajikan sebagai pahala bacaannya. Namun ada satu kalimat yang catatannya dihapuskan.
Lalu sang ahli ibadah berkata,
"Demi Allah, sesungguhnya aku telah membaca sepuluh isi surat ini tanpa meninggalkan satu kalimat pun. Akan tetapi, mengapa catatan pahala untuk kalimat ini dihapuskan?"
Lelaki itu berkata,
"Benarlah apa yang kau katakan itu! " engkau memang tidak meninggalkan kalimat itu dalam bacaanmu tadi. Malah untuk kalimat itu telah kami catatkan pahalanya. Akan tetapi, tiba - tiba kami mendengar suara yang menyeru dari arah 'Arasy : "Hapuslah catatan itu dan gugurkan pahala untuk kalimat itu!". Oleh sebab itu kami segera menghapusnya. Sang ahli ibadah menangis dalam mimpinya dan berkata :
"Mengapa tindakan itu dilakukan?"
Lelaki itu menjawab:
"Penyebabnya adalah engkau sendiri. Ketika kau membaca surat itu tadi, seorang hamba Allah melewati jalan di depan kamarmu. Engkau mengetahui hal itu, lalu engkau meninggikan suara bacaanmu supaya terdengar oleh hamba Allah itu. Kalimat yang tiada catatan pahala itulah yang telah engkau baca dengan suara tinggi itu!".
Tiba tiba sang ahli ibadah terbangun dari tidurnya. "Astaghfirullahal 'Azhim !" Sungguh licin virus riya' menyusup masuk dalam kalbuku dan sungguh besar kecelakaannya. Dalam sekejab mata, ibadahku dimusnahkan olehnya (riya').Subhanallah, betapa kita harus sangat berhati - hati untuk menjaga hati dari berbagai macam penyakit hati yang dapat melumpuhkan dan merusak amalan ibadah kita.
Semoga kisah tersebut bisa membuka cakrawala pengetahuan kita mengenai tipu daya setan dan akibat dari penyakit hati yang bernama riya' . Bahkan Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan mengenai bahaya riya'. Untuk lebih jelasnya silahkan simak pembahasan mengenai "Syirik Kecil yang Paling Nabi Khawatirkan ". Jangan lupa untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dan semoga Allah menyelamatkan kita dari perbuatan riya’.
Referensi: buku berjudul Living Smart - Membangkitkan Kecedasan Hidup Anda
0 Response to "Kisah Seorang Ahli Ibadah dan Surat Thaha"
Post a Comment